Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Cari Blog Ini

Kamis, 10 November 2011

Keseimbangan Ekosistem



KESEIMBANGAN EKOSISTEM

A. Pengertian Keseimbangan Ekosistem

Ekosistem adalah hubungan saling mempengaruhi (timbal balik) antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dibentuk oleh komponen-komponen makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik).

Komponen biotik terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan. Komponen biotik dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:

1. Produsen, disebut organisme autotrof. Artinya organisme yang mampu menghasilkan makananya sendiri. Yang termasuk organisme autotrof adalah tumbuhan hijau, karena mampu melakukan fotosintesis.

2. Konsumen, disebut organisme heterotrof. Artinya organisme yang tidak mampu menghasilkan sendiri makanan di dalam tubuhnya. Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah dibentuk oleh produsen, atau dari konsumen lain yang menjadi mangsanya. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah hewan dan manusia.

3. Dekomposer, yaitu organisme yang mampu menguraikan zat-zat organik dari bangkai yang telah mati. Contohnya adalah bakteri, jamur dan mikroba.

Komponen abiotik adalah semua faktor penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda mati, antara lain : cahaya matahari, suhu, oksigen, air, tanah dan dsb. Cahaya matahari merupakan sumber energi dari semua organisme yang ada.

Dalam sebuah ekosistem terdapat satuan-satuan makhluk hidup, meliputi:

1. Individu, yaitu satuan terkecil dari makhluk hidup atau disebut juga satuan makhluk hidup tunggal.

2. Populasi, yaitu kelompok makhluk hidup yang sejenis dan menempati daerah tertentu.

3. Komunitas, yaitu sekumpulan populasi yang mendiami wilayah tertentu.

4. Ekosistem, yaitu hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

5. Bioma, yaitu kumpulan dari ekosistem dalam suatu wilayah tertentu. Contoh : gurun, padang rumput, savana dan steva.

6. Biosfer, yaitu semua ekosistem yang ada di permukaan bumi.

Dalam ekosistem pasti terdapat interaksi atau hubungan timbal balik antara komponen yang satu dengan yang lain. Interaksi yang terjadi bisa berupa interaksi yang saling menguntungkan, merugikan, atau tidak berpengaruh terhadap satu dengan yang lainnya. Jenis-jenis interaksi tersebut antara lain:

a. Simbiosis, terbagi menjadi tiga jenis : mutualisme (saling menguntungkan) , parasitisme (saling merugikan), komensalisme (yang satu diuntungkan yang lain tidak dirugikan).

b. Kompetisi, yaitu saling bersaing untuk mempertahankan hidup. Contoh : padi dengan gulma.

c. Netralisme, yaitu interaksi antar individu yang saling lepas atau tidak saling mempengaruhi. Contoh : kambing dengan kucing.

d. Predatorisme, yaitu interaksi antar organisme yang satu memakan yang lain. Contoh : harimau memakan rusa.

Kapan dikatakan ekosistem seimbang? Dalam suatu ekosistem yang masih alami dan belum terganggu akan didapati adanya keseimbangan antara komponen-komponen penyusun ekosistem tersebut keadaan ini disebut homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk dapat menahan berbagai perubahan alam dalam sistem secara menyeluruh. Ekosistem yang dikatakan seimbang adalah apabila semua komponen baik biotik maupun abiotik berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun peranannya dalam lingkungan. Dalam ekosistem terjadi peristiwa makan memakan yang kita sebut dengan istilah rantai makanan. Idealnya dalam sebuah rantai makanan jumlah masing-masing anggotanya harus sesuai dengan aturan ekosistem.

Bagaimanakah ekosistem yang tidak seimbang? Ketidakseimbangan ekosistem terjadi apabila semua komponen biotik maupun abiotik tidak berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun perananya dalam lingkungan. Sehingga dapat dikatakan tidak seimbang jika salah satu komponen pada ekosistem tersebut rusak. Misalnya populasi tikus di sawah sedikit karena terus diburu oleh para petani akan mengakibatkan populasi ular menurun karena kehabisan makanan berupa tikus.

B. Faktor Penyebab Terganggunya Keseimbangan Ekosistem

Apakah yang akan terjadi apabila ekosistem tidak seimbang? Faktor-faktor apakah yang menyebabkan keseimbangan lingkungan terganggu? Ekosistem dapat tergangu keseimbangannya disebabkan oleh beberapa faktor. Terdapat dua faktor penting yang menyebabkan tergangunya ekosistem. Yaitu : (1) faktor alam dan (2) faktor manusia. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi keseimbangan ekosistem.

1. Faktor Alam (Nature)

Faktor yang terjadi akibat bencana alam. Misalnya : banjir, gempa bumi, gunung meletus, tsunami dan lain sebagainya. Jika suatu lingkungan terkena bencana biasanya akan terdapat salah satu komponen yang rusak sehingga menyebabkan lingkungan menjadi tidak seimbang.

2. Faktor Manusia (Human)

Faktor yang terjadi karena ulah tangan manusia. Aktivitas manusia dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem. Berikut ini beberapa kegiatan manusia yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem.

1. Penebangan Pohon secara Liar dan Pembakaran Hutan

Perhatikan alat-alat rumah tangga yang ada di rumahmu. Apakah ada yang berasal dari kayu? Jenis kayu yang banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, contohnya meranti, kamper, jati, dan mahoni. Jenis-jenis kayu tersebut diambil dari hutan. Adanya penebangan hutan secara liar dapat menimbulkan kerusakan pada tempat hidup tumbuhan dan habitat hewan. Akibatnya banyak jenis tumbuhan yang menjadi berkurang dan lama-lama menjadi langka. Hal ini terjadi karena pengambilan secara terus-menerus tetapi tidak dilakukan penanaman kembali. Tumbuhan yang menjadi langka akibat kerusakan habitatnya misalnya pohon jati, bunga anggrek, dan bunga rafflesia.

Hutan mempunyai peran yang sangat penting bagi ekosistem. Di dalam hutan hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Hutan menyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi hewan-hewan tersebut. Jika pohon-pohon ditebang terus, sumber makanan untuk hewan-hewan yang hidup di pohon tersebut juga akan berkurang atau tidak ada, karena itu banyak hewan yang kekurangan makanan. Akibatnya banyak hewan yang musnah dan menjadi langka. Selain menebang pohon, manusia kadang-kadang membuka lahan pertanian dan perumahan dengan cara membakar hutan. Akibatnya lapisan tanah dapat terbakar, tanah menjadi kering dan tidak subur. Hewan-hewan tanah tidak dapat hidup, hewan-hewan besar banyak yang mencari makan ke tempat lain bahkan sampai ke pemukiman manusia. Hal ini juga dapat merusak keseimbangan ekosistem.

2. Perburuan Hewan secara Terus-Menerus

Apakah fungsi hewan bagi manusia? Banyak kegiatan manusia yang merusak keseimbangan ekosistem misalnya penangkapan ikan di laut dengan racun atau peledak. Hal ini dapat menyebabkan rusaknya terumbu karang. Terumbu karang merupakan tempat hidup ikan-ikan kecil yang merupakan makanan ikan yang lebih besar. Penangkan ikan dengan kapalkapal pukat harimau dapat menimbulkan penurunan jumlah ikan di laut. Sebab dengan pukat harimau ikan kecil akan ikut terjaring.

Penangkapan secara liar pada beberapa hewan, seperti penyu, cendrawasih, badak, dan harimau dapat menyebabkan hewan-hewan tersebut menjadi langka. Manusia ada yang berburu hewan hanya untuk bersenang-senang. Juga ada yang memanfaatkan sebagai bahan makanan, hiasan, atau pakaian.

3. Penggunaan Pupuk yang Berlebihan

Apa yang dilakukan petani untuk meningkatkan hasil pertaniannya? Para petani biasanya melakukan beberapa cara agar hasil pertaniannya tetap baik dan banyak. Cara-cara yang dilakukan oleh para petani itu di antaranya dengan pemupukan dan pemberantasan hama. Pupuk tanaman yang digunakan para petani ada dua macam, yaitu pupuk alami dan pupuk buatan

Pupuk alami adalah pupuk yang dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya dari kotoran hewan atau dari daun-daunan yang telah membusuk. Pupuk alami dikenal dengan sebutan pupuk kandang atau pupuk kompos. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat dari bahan kimia. Contoh pupuk buatan adalah urea, NPK, dan ZA. Penggunaan pupuk buatan harus sesuai dengan aturan pemakaian karena dapat mempengaruhi ekosistem. Pupuk buatan yang berlebihan jika kena air hujan akan larut dan terbawa air ke sungai atau danau. Akibatnya di tempat tersebut terjadi penumpukan unsur hara sehingga gulma tumbuh subur..

Untuk memberantas hama, para petani menggunakan pestisida atau insektisida. Contoh penggunaan insektisida yang merusak ekosistem adalah penggunaannya tidak tepat waktu, jumlahnya berlebihan, dan jenis insektisidanya tidak sesuai. Penggunaan insektisida dan pestisida ini harus sesuai dengan ketentuan agar tidak membunuh makhluk hidup yang lain, seperti burung atau hewan lainnya yang tidak merusak tanaman.

4. Pembuangan Limbah dan Sampah

Sebagian besar aktivitas yang dilakukan manusia pasti menghasilkan sampah atau limbah. Mulai dari limbah rumah tangga, pertanian, transportasi, sampai limbah industri. Plastik yang digunakan sebagai pembungkus merupakan contoh limbah rumah tangga. Pestisida jika digunakan berlebihan dapat menjadi limbah pertanian. Asap kendaraan merupakan limbah transportasi. Adapun contoh limbah industri berupa limbah cair dan asap. Sampah dan limbah tersebut ada yang mudah diuraikan dan ada pula yang sulit diuraikan. Jika pengolahan sampah tidak dilakukan dengan benar, yang terjadi adalah kerusakan lingkungan.

5. Kegiatan Mencemari Lingkungan

Mencemari lingkungan artinya menambahkan zat pencemar (polutan) pada lingkungan sehingga lingkungan menjadi tercemar. Ada beberapa macam pencemaran, yaitu:

a. Pencemaran tanah,

Yaitu masuknya polutan berupa bahan cair atau padat yang masuk ke dalam tanah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti plastik, kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah. Faktor lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke dalam tanah dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah.

b. Pencemaran air

Yaitu masuknya polutan berupa bahan cair atau padat yang masuk ke dalam air.

c. Pencemaran udara

Yaitu masuknya polutan udara seperti asap kendaraan, debu, dan jelaga.

d. Pencemaran suara

Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio, atau tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.

C. Dampak Ketidakseimbangan Ekosistem Terhadap Makhluk Hidup

Perubahan lingkungan dapat terjadi oleh aktivitas manusia atau kejadian alam seperti letusan gunung berapi, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Perubahan lingkungan yang terjadi, baik yang dilakukan oleh manusia atau kejadian alam dapat bersifat positif, artinya bermanfaat bagi kesejahteraan manusia dan bersifat negatif yang merugikan bagi kehidupan manusia. Perubahan lingkungan terjadi apabila ada perubahan dalam daur biologi atau daur biogeokimia.

Penebangan pohon di hutan tanpa perhitungan akan menimbulkan akibat yang saling berantai antara faktor biotik dan abiotik. Penebangan hutan berarti menghilangkan sebagian besar produsen dalam suatu ekosistem. Karena itu akan menyebabkan kepunahan sebagian flora dan fauna yang ada di hutan tersebut. Pengaruh yang lainnya, dengan pembukaan hutan akan menyebabkan perubahan dalam daur hidrologi. Bila hujan turun pada tanah yang terbuka, maka air akan langsung masuk ke dalam tanah yang memiliki kesuburan yang tinggi. Dengan tidak adanya pohon yang menahan air hujan yang meresap ke dalam tanah akan menyebabkan aliran air di permukaan tanah menjadi besar. Adanya aliran yang besar dan cepat akan mengikis permukaan tanah yang subur. Hilangnya kesuburan tanah akan mengurangi populasi cacing tanah yang berperan membantu menyuburkan tanah. Kurangnya resapan air di dalam tanah akan menyebabkan kekeringan di musim kemarau. Dengan penebangan pohon, menyebabkan dasar hutan lebih banyak menerima cahaya matahari dan suhu akan naik, yang dapat menyebabkan lebih cepatnya penguraian sampah organik sebagai sumber zat hara tanah. Penguraian sampah organik di tanah secara drastis akan mengganggu daur nitrogen.

Ekosistem yang tidak seimbang akan membawa dampak buruk terhadap makhluk hidup yang ada di dalamnya. Dampak tersebut sudah pasti sangat merugikan. Berikut ini beberapa dampak akibat terganggunya keseimbangan ekosistem bagi makhluk hidup, diantaranya:

1. Kepunahan suatu spesies atau populasi

Jika gajah terus diburu untuk diambil gadingnya, tidak hanya akan menyebabkan populasi gajah semakin berkurang tetapi dapat menyebabkan spesies gajah akan hilang dari muka bumi. Kebiasaan manusia dalam memburu hewan-hewan dan tumbuhan-tumbuhan tersebut merupakan suatu ancaman terhadap kelangsungan hidup hewan dan tumbuhan.

2. Kerusakan atau bencana

Yang paling dominan merasakan dampak dari bencana adalah manusia. Manusia akan selalu merasa khawatir dan takut jika bumi ini mengalami terus-menerus bencana. Bencana sangat merugikan manusia. Manusia bisa kehilangan segala-galanya akibat bencana. Kehilangan harta benda, tempat tinggal bahkan kehilangan nyawa.

3. Munculnya anomali (keanehan) ekosistem

Keanehan-keanehan sering muncul akibat ekosistem yang tidak seimbang. Seperti yang terdapat dalam artikel di atas.

Saat ini gejala-gejala seperti di atas sudah sangat jelas terlihat di depan mata kita. Dan hal ini sudah jelas pula pertanda bahwa ekosistem kita sudah tidak seimbang lagi. Kita (manusia) sebagai salah satu komponen dalam ekosistem hendaknya harus semakin menyadari bahwa pentingnya peranan lingkungan terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup di sekitarnya.

Dengan menjaga ekosistem kita tetap seimbang akan sangat berperan besar dalam menyelamatkan makhluk hidup dari kehancuran dan kepunahan.

D. Upaya Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem

Untuk menjaga agar ekosistem kita tetap seimbang maka diperlukan usaha-usaha yang nyata yang dapat kita lakukan. Beberapa usaha untuk menjaga keseimbangan ekosistem diantaranya:

1. Melakukan perlindungan hutan dengan cara antara lain: menebang hutan secara selektif, melakukan reboisasi, mencegah terjadinya kebakaran hutan, melakukan pangadaan:

taman nasional (kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam);

cagar alam (kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami);

suka margasatwa (kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya)

2. Tidak melakukan perburuan liar terhadap satwa-satwa

3. Tidak menagkap ikan dengan pukat harimau dan bahan peledak

4. Menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan dan menggalakan penggunaan pupuk alami

5. Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain

6. Tidak membuang sampah sembarangan

7. Melakukan proses daur ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan

3 komentar:

Unknown mengatakan...

DAFTAR KONTES SEO 2014

Kontes SEO RGOPOKER --> www.kontes-seo-rgopoker.com / www.kontes-seo-rgopoker.net ( TOTAL HADIAH RP 32.000.000,--) Untuk 50 Pemenang

Kontes SEO BATIKPOKER --> www.kontes-seo-batikpoker.com
(TOTAL HADIAH RP 32.000.000,--) Untuk 50 Pemenang

Kontes SEO AFATOGEL --> www.kontes-seo-afatogel.com
(TOTAL HADIAH RP 25.000.000,--) Untuk 50 Pemenang

Kontes SEO EYANGTOGEL -->www.kontes-seo-eyangtogel.com
(TOTAL HADIAH RP 25.000.000,--) Untuk 50 Pemenang

Finzm_ mengatakan...

trm kasi infonya..

INTERIOR JAKARTA mengatakan...

nice artikelnya gan, sukses selalu (y)

Posting Komentar